Pejabat Rakus

Penipu pasti tertipu oleh dirinya sendiri, pembohong hakikatnya membohongi diri sendiri. Sebodoh-bodoh manusia adalah manusia yang tidak pernah memikirkan tentang mati. Manusia yang tidak pernah memikirkan mati, mengira bahwa tidak akan ada kehidupan lagi setelah kematian di dunia ini, sehingga kehidupan di dunia ini hanya untuk memuaskan nafsu binatang atau setan yang sudah menyatu dengan dirinya.
Setiap hari yang mereka pikirkan hanya bagaimana bisa memuaskan nafsu bejadnya dengan
mengumpulkan harta sebanyak-banyak namun tidak peduli mana yang halal dan mana yang haram, mana yang milik dirinya dan mana milik orang lain.
Mereka tak ubahnya bagaikan binatang ternak, yang dilihat hanya rumput hijau didepan matanya, tidak pernah peduli pada lingkungannya, yang penting sekarang bisa makan sepuas-puasnya, bahkan tidak pernah peduli dengan dirinya sendiri. Coba kita perhatikan sapi, kambing kurban yang akan disembelih, meskipun temannya sudah disembelih dan sebentar lagi tiba gilirannya, yang ada dipikirannya masih saja rumput hijau.
Sekarang apa bedanya dengan para pejabat yang rakus. Meskipun sebentar lagi akan pensiun sebagai tanda kematian sudah dekat, yang mereka pikir hanya bagaimana mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, dan mereka tak peduli uang itu milik siapa, uang Negara, uang rakyat bahkan uang orang yang kelaparan sekalipun dia sikat habis.
Mereka mengira bahwa yang dikumpulkannya bisa dinikmati semuanya. Selama waktu masih berkuasa mereka bisa makan di restoran mana saja yang mereka inginkan dengan dikawal beberapa orang pengawalnya, tapi berapa tahunkan mereka berkuasa? bahkan kadang mereka tidak sadar jika kekuasaannya akan segera barakhir.
Dan celakanya mereka-mereka yang waktu berkuasa menjadi manusia rakus (gila jabatan, gila hormat, gila harta) tak sadar bahwa saat mereka pensiun semua akan hilang, yang mereka terima dari masyarakat justru sebaliknya, masyarakat memandangnya dengan sinis dan muak, dan kalau sudah demikian biasanya semua penyakit akan menghampiri dirinya, kencing manis, asam urat, jantung, stroke, dan akhirnya hanya bisa berbaring lemas di rumah sakit dan makan pun harus memakai selang.
Kalau sudah demikian untuk apa harta yang ditumpuk waktu berkuasa ? pastinya mereka sudah tidak bisa menikmati hasil kejahatannya, sehingga dibagi-bagilah hartanya, kepada dokter, kepada rumah sakit, kepada obat.
Mungkin juga harta yang lainnya dinikmati keluarganya, isterinya, anak-anaknya, namun tahukah mereka bahwa anak-anak yang diberi makanan dari hasil kejahatan (haram) semua do’anya tidak akan dikabulkan oleh Allah dan insya Allah anak yang diberi makan dari yang haram tersebut di akhirat justru akan menuntut balik pada orang tuanya, karena doa’anya kepada Allah ditolak lantaran oleh orang tuanya diberi makanan dari hasil kejahatan.
Celakanya makin hari di rumah sakit, makin parah saja penyakitnya, selain untuk makan pakai selang, untuk bernafas pun harus dibantu dengan alat pernafasan, begitu juga aktifitas lainnya, dan kalau sudah demikian biasanya Allah akan menampakkan semua kejahatannya saat ia berkuasa dan menampakkan apa balasan baginya di akhirat nanti.
Sebenarnya disaat demikian mereka mulai menyadari atas segala kejahatannya, namun karena kesombongan yang sudah melekat pada dirinya maka mereka tidak pernah akan meminta maaf.
Sekarang yang ada dalam dirinya hanya kesedihan yang setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari mereka rasakan sampai akhirnya tiba saatnya malaikat atas perintah Allah mencabut nyawanya. Detik-detik sakaratul maut merupakan guncangan jiwa yang sangat dahsyat, sebelum nyawanya melayang, Allah akan menampakkan tempat tinggal mereka yang kekal yaitu neraka jahanam, sehingga dalam mengahadapi kematian mereka akan mengalami ketakutan yang luar biasa.
Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, maksud Hadits: “Tak seorang pun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan (kabar) tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”. Alhadits
Lantas bagaimana nasib harta hasil jarahan yang bermilyar-milyar sampai gendut menumpuk di beberapa Bank ?, ternyata oleh Allah semuanya diganti dengan kayu bakar sebagai tambahan untuk membakar dirinya di Neraka.
Sekarang mereka baru menyadari bahwa tipu daya terhadap sesama manusia yang mereka lakukan semasa hidupnya, ternyata di akhirat menjadi tipu daya untuk dirinya sendiri. Itulah keadilan yang seadil-adilnya dan hanya Allah lah hakim yang maha adil.

Source:Pejabat Rakus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Kritik dan saran sangat diharapkan dan dihargai. Salam Blogger Indonesia.