Love Yourself

Setelah lebih dari satu tahun menahan diri tidak ke toko buku, akhirnya akhir tahun kemarin aku pergi juga. Seperti yang pernah aku katakan sebelumnya, bagiku buku adalah teman, untuk merasa dinasihati, untuk merasa dimengerti, juga untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam diri. Karena untuk beberapa hal, ada masanya kita bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita, dan harus bagaimana. 

Dan, buku inilah yang menemani akhir tahunku yang mengejutkan kemarin. Mengingatkanku tentang banyak hal yang aku lupa. Tentang merelakan, tentang melepaskan, tentang memaafkan. Tentang menerima diri apa adanya, yang tidak sempurna, yang pernah buat salah, yang pasti buat salah. Dan seperti ini cara dia mengingatkanku :

Enggak, kamu ga harus sempurna.
Kamu pernah melakukan kesalahan,
Dan kamu akan melakukan kesalahan. 
Tapi, dirimu bukanlah kesalahan.

Masa lalu yang disesali, tidak akan berubah.
Semakin dipikirkan, semakin merasa bersalah.
Lepaskan dan maafkan, langkahkan kaki untuk saat ini.
Bertumbuhlah dari kesalahan,
tapi jangan tenggelam terlalu lama dalam penyesalan.

Jadikan masa lalu sebagai pelajaran
untuk terus bertumbuh ke masa depan.
Maafkanlah dan lepaskanlah.

 – Love Yourself, hal. 11 

Aku bersyukur atas keputusanku hari itu untuk pergi ke toko buku. Paham, bahwa aku butuh teman setelah beberapa hari yang sangat mendung, yang terus saja hujan bahkan disela aktifitasku. Sampai akhirnya langit kembali biasa-biasa saja :)

Sebagian besar buku ini bercerita tentang bagaimana kita merespon suatu keadaan. Entah itu merespon perasaan kita, atau merespon ucapan orang lain, atau respon kita terhadap hal-hal yang tak terduga. Mengembalikan kesadaran kita tentang respon yang sebaiknya kita ambil, yang aku rasa, juga akan membantu kita untuk lebih hati-hati dalam bersikap terhadap orang lain. Karena, kita semua memiliki potensi yang sama, baik itu menjadi korban yang disakiti orang lain, atau menjadi pelaku yang menyakiti orang lain. Yang sebenarnya, keduanya kadang-kadang tidak disengaja dan tidak bisa dihindari. 

Saat mereview kembali tulisan ini, aku kembali tersadar dengan konsep hitam-putihku. Jika bukan korban, maka aku pelaku. Padahal tidak selalu begitu, bisa jadi itu abu-abu. 

Saya terbiasa menyalahkan pihak tertentu,
ketika ada hal buruk yang terjadi.
Kadang, saya menyalahkan diri saya.
Kadang, saya menyalahkan orang lain.
Kadang, saya menyalahkan keadaan.
Kadang, saya menyalahkan Tuhan. Siapapun pokoknya.

Namun, seiring berjalan waktu, saya menyadari bahwa
Kebiasaan saya menyalahkan tidak membawa saya kemana-
mana, melainkan pada penderitaan saya sendiri. 
Ini kehidupan, ini dunia, tidak butuh ada yang salah untuk 
sesuatu yang buruk terjadi.
Hal buruk bisa saja terjadi tanpa kesalahan satu pihak pun. 
Dalam kondisi itu, yang bisa kita lakukan adalah menerima dan memperbaikinya.

– Love Yourself, hal. 188

Baru beberapa minggu setelah selesai membaca bukunya, dan padahal, masih belum selesai menulis reviewnya, tapi sudah lupa. Yah, begitulah manusia :3 Dan itulah sebabnya aku ingin lebih sering membaca buku, agar bisa lebih sering diingatkan :D 

Sebagai penutup, aku ingin membagikan satu lagi chapter dari buku ini.

Apa Mantra Kamu Memulai Hari Ini?

Kalau saya : “ This too shall pass”
--------------------------------------
Mantra ini, saya ucapkan kalau sedang menghadapi rasa takut.
Lewat “ This too shall pass”,
Saya mengingatkan diri sendiri,
Kalau semua ini hanya sementara.

Sedih itu sementara, senang pun sementara.
Takut itu sementara,
Tapi berani juga sementara.
Semua hanya sementara.
Kalau kamu, apa mantra untuk memulai hari ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Kritik dan saran sangat diharapkan dan dihargai. Salam Blogger Indonesia.