Netral


Tiba-tiba, inget sama salah satu postingan seorang bunda di Instragram. Dia bilang bahwa setiap keadaan itu sebetulnya netral, tidak positif ataupun negatif. Contoh yang dia berikan adalah ruangan berantakan setelah anak selesai bermain. Yah memang, dari video yang ditunjukannya, ruangannya betul-betul berantakan luar biasa, mainan dimana-mana, di seluruh penjuru. Literally. Lalu dia bilang bahwa “keadaan” ini adalah netral.

Awalnya aku bingung, karena yang terbersit di kepalaku adalah betapa riweuhnya beresin ruangannya. Tapi ternyata, ruangan seberantakan itu sifatnya netral. Tergantung dari sudut mana kita memandang. Iya memang, kalo diberesin ribet banget, lama pasti. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, ruangan ini bisa berantakan karena anakku baik-baik saja, dia sehat dan aktif, dan dia sedang berkembang, mencoba hal-hal baru, banyak ingin tahu. Jadi positif kan? 

Jujur, aku tidak pernah berpikir ada hal seperti itu. Maksudku, kok ada keadaan dimana sesuatu itu bisa lho dianggap netral, dan ternyata memang bisa. Aku jadi mulai berpikir seperti itu untuk hal-hal lain. Mencoba, lebih tepatnya. Beberapa hal berhasil, dan hal lainnya ternyata malah berlaku sebaliknya. Salah satunya, playlist “Bahagia” yang aku share di postingan sebelumnya. Seperti yang aku bilang, bahwa playlist itu aku buat agar hariku menjadi lebih baik, bukan? Tapi luar biasanya, saat ada hari-hari yang buruk – yang mana, ya namanya juga hidup, kadang naik kadang turun, kadang seneng kadang sedih, dan memang Sunatullahnya begitu, silih berganti. Dan kamu tahu? Ajaibnya, lagu-lagu mood booster itu justru bikin mood tambah jelek. Semua kalimat-kalimat penyemangat itu, berubah menjadi nada-nada sumbang. Daebak!

Ternyata, pikiran kita, memang betul-betul berperan sepenting itu. Aku bersyukur dalam beberapa kejadian aku sadar bahwa kejadian itu adalah netral. Meski dalam hal lain itu sulit, yang penting kita terus berusaha. Karena memang faktanya, tidak semua hal bisa dipandang positif. Yang bisa kita terima, ya kita terima. Yang belum, kita usahakan, mungkin memang belum waktunya, hal-hal butuh waktu. Dan kita, tidak sedang berlomba dengan apapun. 

Contoh kejadian : 

Dan ini kemungkinan hal yang kamu katakan dalam hati : “Pikirkan bahwa ini netral, bahwa ini netral, ini tidak negatif atau positif, pikirkan bahwa anakmu baik-baik saja, dan tumbuh dengan baik” – baca dengan nada menghipnotis :3

Dan, You know what? Kadang-kadang it works, tapi kadang-kadang juga tidak. Kadang aku pilih buat melipir sebentar, ngelakuin hal lain yang lebih urgent dulu, baru nanti diberesin. Dan kadang-kadang, aku pilih buat nyicil aja dulu. Misal, lego-legonya dulu deh, atau beresin mejanya aja dulu, yang lain nyusul, dst. Kedepannya, bisa jadi lebih variatif lagi, aku ga tahu. Tapi yang jelas, untuk satu hal ini, mainan berantakan sudah tidak lagi terlihat seperti PR besar yang harus segera dikumpulin. Engga, Alhamdulillah. 

Jadi, apapun itu, take your time. Tidak ada cara baku untuk menjalani hidup, yang penting jalanin aja, yang terbaik seperti yang kamu mampu. That's it! Sampai ketemu lagi ya, Bahagia selalu! ^^

Bonus foto : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Kritik dan saran sangat diharapkan dan dihargai. Salam Blogger Indonesia.